1.
Sebelum memasuki masjid (rumah Allah), kita diperintahkan agar
memakai pakaian yang baik, bersih, sopan dan sesuai aturan syara. Allah Swt.
berfirman : “Hai anak Adam, pakailah pakaian yang indah di setiap (memasuki)
masjid.” (QS Al-Araf [7] : 31).
2.
Anggota badan dalam keadaan suci dan mempunyai wudhu, serta
disunnahkan memakai wangi-wangian.
3.
Ketika menjelang memasukinya, hendaknya hati dalam keadaan
tawajjuh kepada Allah dan diawali dengan ucapan ta’awudz, shalawat, istighfar
kemudian langkahkan kaki kanan sambil mengucapkan do’a “Allaahummaftahlil
abwaaba rahmatika” (Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu).
4.
Setiap memasuki masjid berniat untuk I’tikaf dengan tujuan mencari
ridho Allah, kemudian shalat sunat Tahiyyatul Masjid dua raka’at.
5.
Ketika berada di dalam masjid, maka amalan dan ucapan harus sesuai
dengan yang disyariatkan dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti da’wah
ilallah, belajar dan mengajar ilmu Islam, shalat fardhu berjamaah di awal
waktu, membaca Al-Qur’an, dzikrullah, membersihkan dan mengharumkan masjid,
atau membicarakan hal-hal yang bermanfaat.
6.
Bila ada yang sedang menunaikan shalat, maka jika kita membaca
Al-Qur’an atau berdzikir hendaknya jangan sampai mengganggu orang yang shalat;
dan jika adzan berkumandang maka dengarkan dengan penuh perhatian
dan menjawabnya.
7.
Apabila kita hendak istirahat ataupun makan-minum
di dalam masjid, hendaknya diniatkan kembali sedang I’tikaf dan gunakan alas
supaya tidak mengotori masjid, serta penuhi adab-adabnya (adab tidur, adab
makan/minum, dsb.)
8.
Hal-hal yang diharamkan di dalam masjid yaitu :
berjual-beli, mengumumkan barang yang hilang dan tinggal di dalam masjid dalam
keadaan junub (hadats besar).
9.
Bila hendak keluar masjid maka langkahkan kaki
kiri dahulu dan ucapkan do’a : “Allaahumma inni as-aluka min fadhlika”
(Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu).
10.
Kemudian mengenakan alas kaki dengan mendahulukan
kaki kanan, dengan membaca Bismillah.
Keutamaan Shaf
Pertama Dalam Solat
Sesungguhnya shaf pertama dalam shalat berjama’ah dan juga shalat Jum’at memiliki keutamaan yang agung dan pahala yang besar di sisi Allah Ta’ala. Sehingga Nabi kita menjelaskan,
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا
“Seandainya manusia mengetahui pahala yang terdapat dalam panggilan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan kecuali dengan diundi, niscaya mereka melakukannya.”(HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Imam Ahmad mengeluarkan sebuah hadits dari Abu Umamah, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya membacakan shalawat atas shaf pertama.” Beliau sampaikan itu sampai dua kali, baru shaf yang kedua.
Masih dari Musnad Imam Ahmad, dari hadits al-‘Irbadh bin Sariyyah, bahwa Rasulullah Shallalahu ‘alaihi Wasallam bershalawat atas shaf pertama sebanyak tiga kali dan atas shaf selanjutnya hanya sekali.
Dan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi Wasallam mengancam bagi orang yang sengaja memilih shaf belakang/akhir.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى فِي أَصْحَابِهِ تَأَخُّرًا فَقَالَ لَهُمْ تَقَدَّمُوا فَأْتَمُّوا بِي وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ لَا يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمُ اللَّهُ
“Rasulullah Shallalahu ‘alaihi Wasallam melihat ada yang mengambil saf belakang. Maka beliau bersabda: “Majulah kalian dan ikutilah aku, dan hendaklah yang setelah kalian mengikuti kalian. Kaum yang senantiasa mengambil shaf akhir akan diakhirkan Ta’ala (dari masuk ke dalam surga). (HR. Muslim dari Abu Sa’id al Khudri)
Semoga Allah memberikan tambahan hidayah dan taufik kepada kita sehingga bisa mendapatkan pahala besar. Sehingga kelak akan menjadi modal utama untuk kita masuk surga dalam rombongan pertama. Amiin.